BBM

Penipuan di Belitung: Jeriken Pertalite yang Berisi Air, Pedagang BBM Meradang

Penipuan di Belitung: Jeriken Pertalite yang Berisi Air, Pedagang BBM Meradang
Penipuan di Belitung: Jeriken Pertalite yang Berisi Air, Pedagang BBM Meradang

JAKARTA - Fenomena penipuan terus berkembang dengan modus operandi yang semakin canggih dan licik. Kasus terbaru menimpa seorang pedagang bahan bakar minyak (BBM) eceran di Belitung, yang mendapati jeriken pertalite yang ia beli ternyata hanya berisi air. Kejadian ini tak pelak menyulut kemarahan dan kewaspadaan di kalangan warga dan pedagang lainnya.

Pada malam yang tenang di Jalan Hayati Mahim, Kelurahan Pangkallalang, Tanjungpandan, Belitung, suasana warung milik Dian tampak normal. Namun, kedatangan seorang pria tak dikenal mengubah malam itu menjadi penuh emosi dan amarah. Sang pria, yang mengendarai sepeda motor Honda Beat berwarna hitam, tampil meyakinkan dengan kaos hitam, celana jeans biru, dan helm, menawarkan dua jeriken berisi "pertalite" masing-masing berkapasitas 20 liter. Tanpa curiga, Dian yang merasa iba langsung melakukan transaksi.

Tidak ada yang mencurigakan pada transaksi tersebut. Pria itu hanya mengambil jeriken kosong dari warung Dian, tanpa sempat menyalin BBM yang dijualnya. Namun, ketika Dian hendak menggunakan BBM tersebut, kecurigaannya mulai timbul. Warna dan tekstur cairan itu memang mirip pertalite, tetapi setelah diperiksa lebih teliti, kenyataan yang mengejutkan terungkap: jeriken tersebut berisi air.

Dian, yang merasa terpedaya oleh ulah nekat pria tersebut, menceritakan pengalamannya kepada Pos Belitung. “Kejadiannya kemarin malam. Ia jadi dia (pelaku) nipu, di dalam jeriken itu air bukan pertalite. Yang jelas kami minta etika baik orang itu,” ungkap Dian, penuh kekecewaan, pada Minggu 9 Februari 2025.

Kejadian ini terekam jelas di CCTV yang terpasang di warung tersebut. Video rekaman itu dengan cepat menyebar di media sosial, memicu beragam reaksi dari warganet yang merasa geram dengan modifikasi penipuan semacam ini. Banyak dari mereka mendesak pihak berwenang untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap pelaku.

Tak hanya Dian, beberapa warga Belitung mengaku pernah mengalami modus penipuan serupa. Mereka merasa miris karena penipuan ini tidak hanya merugikan secara materi tetapi juga merusak kepercayaan di antara penjual dan pembeli. Di tengah kenaikan harga BBM, tindakan semacam ini sangat memukul para pedagang kecil yang bergantung pada penjualan eceran.

"Ini bukan hanya soal kerugian materi, tetapi juga kepercayaan. Kami harap pihak berwajib bisa cepat bertindak agar pelaku tertangkap dan tidak ada lagi korban seperti ini," ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, kepada media.

Selain itu, kejadian ini menjadi peringatan keras bagi para pedagang BBM eceran di Belitung dan sekitarnya untuk lebih berhati-hati dalam bertransaksi, terutama dengan individu yang belum dikenal. Penggunaan teknologi seperti CCTV diharapkan dapat membantu meminimalisir risiko kejahatan serupa di masa depan.

Sementara itu, Dian berharap pelaku penipuan tersebut memiliki itikad baik untuk segera mengembalikan uang atau setidaknya meminta maaf atas perbuatan yang telah membuatnya rugi dan geram. Tidak adanya kepastian dari pihak berwajib hingga saat ini membuat Dian dan para pedagang lainnya merasa gelisah.

Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian setempat belum memberikan pernyataan resmi terkait investigasi kasus ini. Namun, masyarakat setempat berharap ada langkah nyata yang dapat memberikan rasa aman bagi mereka ke depannya.

Sebagai kesimpulan, kasus penipuan BBM dengan jeriken berisi air di Belitung ini sekali lagi menyuarakan pentingnya berhati-hati dan waspada dalam setiap transaksi, baik bagi penjual maupun pembeli. Rasa saling percaya yang menjadi dasar dalam berbisnis harus senantiasa dijaga, namun kewaspadaan tetap menjadi kunci utama agar tidak terjerumus dalam perangkap penipuan yang merugikan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index