BCA

BBCA Rally: Saham Menguat 4,47 dan Investor Semakin Banyak, Apa Kata Analis?

BBCA Rally: Saham Menguat 4,47 dan Investor Semakin Banyak, Apa Kata Analis?
BBCA Rally: Saham Menguat 4,47% dan Investor Semakin Banyak, Apa Kata Analis?

JAKARTA - Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) merangsek dengan signifikan, menunjukkan penguatan sebesar 4,47% di akhir pekan lalu, tepatnya Jumat (7/2/2025). Saham BCA yang sempat memerah di awal bulan, kini diperdagangkan pada harga Rp 9.350. Lonjakan ini memicu berbagai spekulasi dan analisis dari para ahli pasar modal.

Setelah sebelumnya mengalami tren pelemahan sejak 3 Februari hingga 6 Februari, saham BBCA akhirnya bangkit kembali di pasar. Pada tanggal 7 Februari, transaksi saham BBCA mencapai 131,16 juta dengan frekuensi sebanyak 34.185 kali, menghasilkan nilai transaksi yang mengesankan sebesar Rp 1,2 triliun. Hal ini menandai adanya peningkatan minat investor pada saham bank terbesar di Indonesia ini.

Analis teknikal dari RHB Sekuritas, Muhammad Wafi, melihat bahwa saham BBCA menunjukkan pola rebound. "Saham Bank Central Asia (BBCA) terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA5 disertai volume," ujarnya. Dalam ulasannya pada hari Senin 10 Februari 2025, Wafi mengindikasikan bahwa selama saham ini berada di atas garis MA5, terdapat potensi untuk melanjutkan rebound dan menguji resistance pada garis MA20 serta resistance bearish channel.

Wafi merekomendasikan untuk memasuki area pembelian pada harga sekitar 9.225, dengan target jual antara 9.650 hingga 9.925 dan menetapkan tingkat cut loss pada 8.950. Rekomendasi ini menunjukkan optimismenya terhadap prospek jangka pendek dari BBCA, yang menurutnya memiliki potensi penguatan lebih lanjut.

Adapun dari sisi pemegang saham, data terbaru per 31 Januari 2025 menunjukkan bahwa jumlah pemegang saham BBCA mengalami peningkatan signifikan. Kini, bank tersebut dimiliki oleh 402.515 investor, atau bertambah 25.223 dari jumlah pemegang saham sebelumnya yang tercatat pada 31 Desember tahun lalu, yakni 377.292. Peningkatan ini terjadi meski harga saham melemah sepanjang Januari.

Mundur ke akhir tahun lalu, pada tanggal 30 Desember 2024, saham Bank Central Asia sempat diperdagangkan di harga Rp 9.675. Namun, harga ini menurun sebesar 5,42% menjadi Rp 9.150 per akhir Januari 2025. Walaupun demikian, penurunan harga tersebut justru menjadi kesempatan bagi banyak investor baru untuk masuk dan memiliki sebagian dari bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia ini.

Jika kita menilik dari aspek valuasi, saham BBCA saat ini diperdagangkan dengan Price to Book Value (PBV) sebesar 4,39 kali, di bawah rata-rata tiga tahun yang berada di 4,97 kali standard deviation. Sementara itu, rasio Price Earning (PE) tercatat 21,02 kali (TTM), yang juga di bawah mean PE tiga tahun sebesar 25,98 kali standard deviation.

Situasi yang unik ini menimbulkan spekulasi bahwa saham BBCA masih terdiskon jika dibandingkan dengan valuasi rata-rata historisnya. "Dengan valuasi yang lebih rendah dari rata-rata, seharusnya ada kesempatan untuk rebound, terutama jika fundamental tetap solid," ujar seorang pakar pasar modal.

Penurunan PBV dan PER yang berada di bawah rata-rata historis menunjukkan bahwa saat ini bisa jadi adalah waktu yang tepat untuk melakukan pembelian bagi investor yang memiliki pandangan jangka panjang terhadap kinerja BBCA. Apalagi, dengan stabilnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dan perbankan sebagai sektor utama pendukung ekonomi, BBCA memiliki fondasi kuat untuk terus bertumbuh dan memberikan hasil kepada pemegang sahamnya.

Seiring dengan penguatan saham dan peningkatan jumlah investor, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tampaknya mempertahankan posisinya sebagai salah satu pilihan utama di kalangan pelaku pasar hingga ke depannya. Dengan fondasi yang kuat baik dari sisi fundamental maupun teknikal, BBCA berpeluang terus menunjukkan performa gemilang di bursa saham.

Melihat trend ini, para investor disarankan untuk terus memantau perkembangan dan pergerakan saham BBCA sebagai bagian dari strategi investasi mereka. Apakah saham BBCA akan terus meningkat, atau ada faktor lain yang akan mempengaruhinya? Hanya waktu yang akan menjawab. Namun, bagi para pelaku pasar yang memahami peluang ini, BBCA tetap menjadi salah satu saham yang paling patut untuk diperhitungkan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index