JAKARTA - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kembali menegaskan komitmennya dalam memperluas pemerataan layanan dasar, terutama di wilayah terluar dan terpencil. Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, secara resmi meresmikan pengoperasian genset berkapasitas 80 kVA beserta jaringan listrik di Pulau Bahan, Desa Keban, Kecamatan Sugie Besar, Kabupaten Karimun.
Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi program prioritas Pemprov Kepri, yakni “Kepri Terang”, yang telah menjadi inisiatif strategis sejak awal masa kepemimpinan Ansar. Program ini bertujuan untuk menghadirkan akses listrik bagi masyarakat di pulau-pulau kecil dan terpencil yang sebelumnya belum tersentuh infrastruktur kelistrikan.
1. Komitmen Pemprov Kepri terhadap Daerah Terluar
Dalam sambutannya, Gubernur Ansar Ahmad menekankan bahwa pengoperasian listrik di Pulau Bahan bukan sekadar peresmian proyek infrastruktur, melainkan wujud nyata dari semangat pemerataan pembangunan.
“Ini adalah bagian dari tekad kita untuk memastikan tidak ada lagi wilayah di Kepulauan Riau yang gelap gulita pada malam hari. Masyarakat di pulau-pulau kecil juga berhak merasakan manfaat dari pembangunan, termasuk akses listrik yang layak,” ujar Ansar Ahmad saat memberikan keterangan pers usai peresmian, Jumat (20/6/2025).
Menurutnya, keberadaan listrik bukan hanya untuk penerangan, tetapi juga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
2. Spesifikasi dan Manfaat Fasilitas Listrik Baru
Fasilitas kelistrikan yang diresmikan terdiri atas genset diesel dengan kapasitas 80 kilo Volt Ampere (kVA) yang mampu melayani kebutuhan listrik dasar bagi seluruh warga Pulau Bahan. Selain itu, jaringan distribusi listrik telah dibangun hingga menjangkau rumah-rumah warga serta fasilitas umum seperti sekolah dan rumah ibadah.
Pulau Bahan sendiri dihuni oleh lebih dari 70 kepala keluarga yang selama bertahun-tahun hanya mengandalkan penerangan seadanya seperti lampu minyak tanah dan genset pribadi yang tidak efisien.
“Dengan jaringan listrik yang stabil, anak-anak bisa belajar di malam hari, nelayan bisa menyimpan hasil tangkapan di freezer, dan ibu-ibu bisa mengembangkan usaha rumahan,” kata Ansar.
3. Percepatan Program “Kepri Terang”
Program “Kepri Terang” merupakan program unggulan Pemerintah Provinsi Kepri untuk menghadirkan akses kelistrikan di wilayah-wilayah yang sebelumnya belum terjangkau. Sejak diluncurkan, program ini telah menjangkau puluhan pulau kecil di berbagai kabupaten dan kota di Kepri, seperti Natuna, Anambas, Lingga, hingga Karimun.
“Kepri adalah provinsi kepulauan. Dari total 2.408 pulau, masih ada sekitar 300-an pulau berpenghuni yang belum teraliri listrik secara permanen. Ini menjadi tanggung jawab moral bagi kita semua untuk mengejar ketertinggalan,” ujar Ansar Ahmad dalam kesempatan yang sama.
Ia menambahkan bahwa kehadiran listrik akan meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) di daerah terpencil karena mendukung sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
4. Kolaborasi dengan Pemerintah Pusat dan PLN
Kesuksesan pelaksanaan program “Kepri Terang” tidak lepas dari sinergi antara Pemerintah Provinsi Kepri, pemerintah pusat, dan PT PLN (Persero). Pembangunan dan pengadaan fasilitas listrik di Pulau Bahan ini, misalnya, dibiayai sebagian melalui dana APBD Provinsi dan dibantu dari dana transfer pusat.
“Kolaborasi ini adalah bentuk komitmen bersama untuk membangun Indonesia dari pinggiran, sebagaimana arahan Presiden,” jelas Ansar.
Pihak PLN pun menyambut positif sinergi yang dibangun. Dalam keterangannya, perwakilan PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau menyatakan bahwa pihaknya siap mendukung pembangunan listrik desa (Lisdes) di seluruh pulau berpenghuni, termasuk dengan pendekatan berbasis energi terbarukan jika memungkinkan.
5. Antusiasme dan Harapan Masyarakat
Masyarakat Pulau Bahan menyambut antusias peresmian fasilitas listrik ini. Banyak warga yang mengaku ini adalah momen bersejarah, karena untuk pertama kalinya mereka merasakan aliran listrik secara resmi dan stabil dari pemerintah.
“Kami sangat bersyukur dan bahagia. Selama ini, kalau malam hari kami hanya pakai lampu teplok. Sekarang rumah kami terang, anak-anak bisa belajar dengan nyaman,” ujar Herman, seorang tokoh masyarakat setempat.
Sementara itu, para pelaku usaha kecil juga berharap listrik yang baru diresmikan ini bisa meningkatkan produktivitas. “Saya berencana beli kulkas untuk usaha minuman dingin. Sebelumnya tidak bisa karena tidak ada listrik,” kata Ibu Rini, seorang ibu rumah tangga.
6. Tantangan ke Depan: Keberlanjutan dan Perluasan
Meskipun peresmian fasilitas listrik ini menjadi langkah maju, tantangan ke depan tetap ada. Beberapa di antaranya adalah keberlanjutan pasokan BBM untuk genset, biaya operasional, serta kebutuhan modernisasi jaringan ke sistem energi terbarukan seperti solar panel atau hybrid system.
Ansar Ahmad mengakui bahwa pengoperasian listrik berbasis genset masih menjadi solusi sementara. Ia mengatakan, dalam jangka panjang, Pemprov Kepri menargetkan konversi ke sistem energi ramah lingkungan.
“Kita ingin sistem yang tidak hanya andal, tetapi juga berkelanjutan. Energi terbarukan akan menjadi solusi ideal untuk pulau-pulau kecil,” ujar Gubernur.
Pihaknya juga akan terus mengupayakan penambahan anggaran dan menggandeng mitra swasta serta lembaga donor internasional untuk mempercepat elektrifikasi secara menyeluruh di wilayah Kepri.
7. Komitmen Gubernur Ansar untuk “Kepri Terang”
Langkah Gubernur Ansar Ahmad dalam mewujudkan pemerataan akses listrik melalui program “Kepri Terang” merupakan bagian integral dari visi pembangunan daerah yang inklusif dan berkeadilan. Ia menegaskan bahwa selama masa kepemimpinannya, tidak ada satupun masyarakat Kepri yang boleh tertinggal dari pelayanan dasar seperti listrik, pendidikan, dan kesehatan.
“Tidak boleh ada lagi wilayah Kepri yang hidup dalam kegelapan. Ini adalah janji kami sejak awal, dan akan terus kami perjuangkan,” pungkas Ansar Ahmad.