JAKARTA - Ancaman cuaca buruk di laut kembali menjadi perhatian utama para pemangku kepentingan di sektor transportasi laut dan perikanan. Kepala Wilayah Kerja (Kawilker) Sanur dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Benoa, Komang Sunarka, mengimbau seluruh nelayan serta operator kapal penyeberangan agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi perubahan cuaca yang bisa terjadi secara tiba-tiba.
Imbauan tersebut disampaikan Komang Sunarka saat ditemui wartawan di Sanur, Kota Denpasar, pada Minggu 15 JUNI 2025. Ia menekankan bahwa cuaca di laut sangat dinamis dan bisa berubah sewaktu-waktu, sehingga kewaspadaan perlu ditingkatkan agar keselamatan tetap terjaga, baik bagi nelayan maupun pelaku penyeberangan.
“Cuaca bisa berubah kapan saja yang dapat mengancam keselamatan, terlebih di laut. Oleh sebab itu, nelayan termasuk aktivitas penyeberangan diharapkan selalu memantau peringatan dan kondisi cuaca di tengah laut sebelum melakukan aktivitas,” ujar Komang Sunarka.
Cuaca Laut Saat Ini Masih Aman, Tapi Tetap Waspada
Meski hingga saat ini kondisi cuaca di kawasan laut Sanur relatif masih aman, namun pihak KSOP Benoa tetap mengingatkan agar masyarakat pesisir, terutama yang beraktivitas di laut, tidak lengah.
“Kondisi cuaca saat ini masih aman untuk melakukan aktivitas baik penyeberangan maupun bagi nelayan di kawasan laut Sanur,” lanjut Komang.
Keterangan tersebut memberikan sinyal positif bagi para pelaku transportasi laut dan nelayan yang bergantung pada kondisi cuaca untuk beraktivitas. Namun, Sunarka menegaskan bahwa ketergantungan pada informasi cuaca yang akurat dan terkini merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi setiap akan melaut.
Pemantauan Cuaca Jadi Kunci Keselamatan
Dalam keterangannya, Komang Sunarka juga menekankan pentingnya akses terhadap informasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Informasi ini menjadi pedoman bagi para nelayan dan operator kapal sebelum memutuskan berlayar. Ketelitian dalam membaca prakiraan cuaca dapat menghindari potensi kecelakaan laut yang kerap terjadi akibat cuaca ekstrem seperti gelombang tinggi, angin kencang, atau hujan deras.
“Pemantauan informasi dari BMKG menjadi penting agar setiap aktivitas pelayaran dilakukan dengan perhitungan yang matang,” tambahnya.
KSOP Kelas II Benoa secara rutin menyebarkan informasi cuaca terkini kepada para operator kapal, nelayan, serta masyarakat pesisir melalui berbagai kanal komunikasi, termasuk media sosial dan grup-grup komunikasi maritim.
Penyeberangan Sanur – Nusa Penida Masih Berjalan Normal
Rute penyeberangan Sanur menuju Nusa Penida dan sebaliknya yang merupakan jalur utama wisata dan transportasi lokal di Bali, hingga kini masih berjalan dengan normal. Komang menjelaskan bahwa pihaknya terus memantau aktivitas keberangkatan kapal cepat (fast boat) dari Dermaga Sanur.
Setiap kapal yang hendak beroperasi diwajibkan untuk mengecek kondisi teknis kapal, kesiapan kru, serta mengevaluasi prakiraan cuaca harian. Langkah ini sejalan dengan prosedur keselamatan yang diterapkan KSOP untuk memastikan seluruh penumpang maupun awak kapal berada dalam kondisi aman saat melaut.
“Selama kondisi cuaca masih sesuai standar operasional, kapal penyeberangan tetap diizinkan berlayar. Namun, bila terjadi perubahan signifikan pada kondisi laut, maka kita tidak ragu untuk menghentikan sementara operasi demi keselamatan,” jelas Komang Sunarka.
Sosialisasi Keselamatan Maritim Rutin Dilakukan
Dalam upaya menekan angka kecelakaan laut dan meningkatkan kesadaran keselamatan pelayaran, KSOP Kelas II Benoa secara rutin melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat nelayan dan pelaku transportasi laut. Kegiatan ini meliputi penyuluhan tentang pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD), pelatihan dasar penyelamatan di laut, serta edukasi tentang pentingnya tidak memaksakan berlayar saat cuaca memburuk.
Komang mengatakan bahwa peningkatan kapasitas masyarakat pesisir terhadap manajemen risiko di laut merupakan bagian dari upaya jangka panjang pemerintah dalam menumbuhkan budaya keselamatan maritim.
“Kita terus melakukan edukasi secara langsung maupun melalui media digital. Harapan kami, nelayan dan operator kapal bisa semakin disiplin dalam menerapkan standar keselamatan,” ujarnya.
Tren Cuaca di Wilayah Perairan Bali
Menurut data dari BMKG, pada bulan Juni cuaca di perairan Bali cenderung dipengaruhi oleh angin muson timur yang membawa udara kering. Meski demikian, fenomena lokal seperti tekanan rendah atau gangguan tropis di sekitar Samudera Hindia bisa memicu cuaca ekstrem secara tiba-tiba. Kondisi ini menyebabkan potensi gelombang tinggi atau angin kencang di beberapa wilayah, termasuk kawasan selatan Bali.
Komang Sunarka menegaskan bahwa pihaknya selalu berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau perkembangan cuaca yang bisa berdampak pada keselamatan pelayaran.
Harapan untuk Semua Pihak
Di akhir pernyataannya, Komang menyampaikan harapan kepada seluruh pihak yang berkaitan dengan aktivitas laut agar semakin sadar akan pentingnya keselamatan dan tidak mengambil risiko yang dapat membahayakan nyawa.
“Keselamatan adalah yang utama. Tidak ada aktivitas yang sepadan dengan risiko kehilangan nyawa. Maka dari itu, mari kita utamakan keselamatan dengan mematuhi semua protokol dan memperhatikan informasi cuaca secara berkala,” tegasnya.
Cuaca laut yang tidak menentu menjadi tantangan serius bagi nelayan dan pelaku penyeberangan di wilayah Sanur dan sekitarnya. KSOP Kelas II Benoa melalui Kawilker Sanur terus berkomitmen memberikan edukasi, pengawasan, dan informasi cuaca terkini demi menjamin keselamatan aktivitas maritim.
Dengan tetap mengedepankan keselamatan dan disiplin terhadap informasi prakiraan cuaca, masyarakat diharapkan dapat menjalankan aktivitas laut dengan lebih aman. Peringatan dini dari pihak berwenang seperti yang disampaikan Komang Sunarka menjadi sinyal penting agar seluruh pelaku aktivitas laut tidak abai terhadap potensi bahaya yang ada.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menjaga keselamatan pelayaran. Namun, dengan kerja sama antara instansi terkait dan kesadaran masyarakat, risiko-risiko tersebut dapat diminimalkan. Ketahanan sektor maritim nasional pun dapat terus dijaga.