DPR: Perubahan Nomenklatur Fateta IPB Harus Berdasarkan Kajian Ilmiah

Senin, 16 Juni 2025 | 12:48:23 WIB
DPR: Perubahan Nomenklatur Fateta IPB Harus Berdasarkan Kajian Ilmiah

JAKARTA - Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Hetifah Sjaifudian, memberikan tanggapan mengenai rencana perubahan nomenklatur Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi School of Engineering. Dalam pandangannya, perubahan tersebut perlu dilaksanakan dengan kajian yang mendalam dan ilmiah agar dapat memastikan keberlanjutan keilmuan yang ada, sekaligus mempertimbangkan nilai-nilai historis dan karakter keilmuan yang sudah melekat pada Fateta selama ini.

Pada hari Jumat 13 JNI 2025, Hetifah menegaskan bahwa perubahan nomenklatur atau reposisi akademik dalam dunia pendidikan, khususnya di institusi pendidikan tinggi seperti IPB, harus dilandasi oleh kajian yang tidak hanya mempertimbangkan perkembangan dan relevansi masa depan, tetapi juga harus menghormati sejarah serta karakter keilmuan yang telah terbentuk. Ia mengungkapkan hal tersebut dalam keterangan tertulis yang disampaikan kepada media.

"Terkait kebijakan perubahan nomenklatur atau reposisi akademik (Fateta menjadi School of Engineering), menurut saya, tetap harus didasarkan pada kajian ilmiah yang kuat, relevansi masa depan, dan tetap menghormati nilai historis serta karakter keilmuan yang telah lama melekat," ujar Hetifah Sjaifudian.

Perubahan Nomenklatur yang Diperlukan?

Langkah yang diambil oleh IPB untuk mengubah nomenklatur Fakultas Teknologi Pertanian menjadi School of Engineering memang mencuri perhatian publik, terutama para akademisi dan mahasiswa yang berkecimpung di dunia pendidikan pertanian dan teknik. Keputusan ini muncul sebagai respons terhadap perkembangan kebutuhan industri yang semakin menuntut adanya inovasi berbasis teknologi di berbagai bidang, termasuk sektor pertanian. Namun, seperti yang disampaikan oleh Hetifah, perubahan nomenklatur ini tidak boleh dilakukan sembarangan dan harus dilandasi kajian yang komprehensif.

Menurutnya, IPB sebagai lembaga pendidikan tinggi yang telah lama dikenal dengan keunggulannya di bidang pertanian, memiliki legacy yang harus dijaga. Fakultas Teknologi Pertanian atau Fateta memiliki sejarah panjang dalam memberikan kontribusi besar bagi sektor pertanian di Indonesia. Sebagai contoh, selama bertahun-tahun, Fateta menjadi pusat pengembangan teknologi yang dapat mendukung sektor pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan negara.

"Fateta sudah menjadi bagian integral dari pengembangan sektor pertanian Indonesia. Meskipun transformasi ke arah teknologi dan engineering sangat penting, kita tidak bisa begitu saja mengabaikan sejarah dan karakter keilmuan yang sudah ada," tambah Hetifah.

Kajian Mendalam: Keuntungan dan Tantangan

Terkait dengan perubahan nomenklatur yang akan mengubah orientasi akademik di Fakultas Teknologi Pertanian, Hetifah menekankan pentingnya kajian ilmiah yang mendalam. Kajian ini harus mempertimbangkan beberapa aspek penting, termasuk relevansi dunia pendidikan dengan perkembangan teknologi masa depan. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah bagaimana perubahan ini dapat memenuhi tuntutan kebutuhan industri yang berbasis teknologi dan inovasi.

Di sisi lain, perubahan ini juga diharapkan dapat memperkuat posisi IPB dalam menciptakan lulusan yang tidak hanya ahli dalam bidang pertanian, tetapi juga menguasai teknologi dan rekayasa yang dapat memberikan dampak positif bagi berbagai sektor. Mengingat tantangan yang semakin kompleks di dunia industri 4.0, penambahan elemen engineering pada kurikulum dan program studi di IPB dapat membuka peluang baru bagi para mahasiswa dan lulusan untuk berkarier di bidang yang lebih luas, seperti teknologi pertanian, teknik robotika untuk pertanian, hingga teknologi digital yang mendukung sistem pertanian modern.

"Dengan berkembangnya teknologi, sektor pertanian juga harus beradaptasi. Maka dari itu, IPB sebagai universitas yang memiliki reputasi besar di bidang pertanian harus dapat mengikuti perkembangan zaman dengan menyediakan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan industri," jelas Hetifah.

Namun, di balik peluang tersebut, perubahan nomenklatur ini juga membawa sejumlah tantangan. Salah satunya adalah bagaimana mempertahankan identitas IPB sebagai institusi yang berfokus pada ilmu pertanian dan menjaga nilai-nilai historis yang telah dibangun selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, Hetifah mengingatkan agar pengelola IPB tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan besar ini, melainkan lebih baik melakukan diskusi terbuka dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk mahasiswa dan alumni, agar tidak ada pihak yang merasa kehilangan arah.

Dampak terhadap Mahasiswa dan Alumni

Perubahan nomenklatur tentu akan memberikan dampak yang signifikan terhadap mahasiswa yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Fakultas Teknologi Pertanian. Hal ini tentu menjadi pertanyaan bagi banyak pihak, terutama bagi mereka yang telah berada dalam program studi yang berkaitan dengan teknologi pertanian dan teknik. Bagi mereka, perubahan ini bisa menjadi peluang untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas, tetapi juga bisa menimbulkan kebingungannya karena perubahan sistem pendidikan yang mendasar.

Bagi alumni, perubahan ini mungkin juga mempengaruhi citra dan pengakuan terhadap gelar yang mereka peroleh. Dalam dunia kerja, pergantian nomenklatur bisa mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualifikasi lulusan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa perubahan ini tetap mempertahankan kualitas dan relevansi pendidikan yang diberikan kepada para mahasiswa.

"Kami ingin memastikan bahwa para mahasiswa dan alumni tetap merasa bangga dan merasa bahwa IPB tetap mempertahankan kualitas pendidikannya. Oleh karena itu, diskusi mendalam harus dilakukan untuk memastikan bahwa perubahan nomenklatur ini tidak merugikan siapapun, terutama dalam hal pengakuan gelar dan kualitas pendidikan," jelas Hetifah Sjaifudian.

Relevansi Masa Depan dalam Perubahan Nomenklatur

Hetifah juga menekankan bahwa perubahan ini harus sejalan dengan visi jangka panjang IPB dalam mengembangkan teknologi pertanian yang berkelanjutan dan relevan dengan perkembangan zaman. Sebagai contoh, teknologi pertanian berbasis digital, penggunaan big data untuk pertanian presisi, dan pengembangan sistem pertanian yang ramah lingkungan menjadi bidang yang sangat relevan dengan perkembangan teknologi modern.

"Indonesia harus siap menghadapi tantangan besar dalam sektor pertanian, dan untuk itu, IPB harus beradaptasi dengan kebutuhan industri masa depan. Kita harus memastikan bahwa IPB tetap menjadi institusi pendidikan yang terdepan dalam menyediakan tenaga kerja yang ahli dan siap menghadapi perubahan besar yang terjadi di dunia industri," tambah Hetifah.

Mempertahankan Kualitas dan Identitas IPB

Pada akhirnya, meskipun perubahan nomenklatur di IPB memiliki potensi besar dalam membuka peluang baru bagi dunia pendidikan dan sektor pertanian, namun prosesnya harus dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan semua aspek yang ada. "Saya percaya, dengan kajian ilmiah yang kuat dan diskusi terbuka yang melibatkan semua pihak terkait, perubahan ini bisa membawa kebaikan bagi IPB, mahasiswa, alumni, dan tentu saja bagi kemajuan sektor pertanian Indonesia," kata Hetifah mengakhiri keterangannya.

Diharapkan, keputusan mengenai perubahan nomenklatur ini tidak hanya menjadi langkah untuk mengikuti perkembangan zaman, tetapi juga menjadi upaya untuk mempertahankan dan mengembangkan karakter keilmuan yang telah melekat di IPB selama bertahun-tahun. Sebagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka di Indonesia, IPB harus mampu menjaga keseimbangan antara perubahan dan penghormatan terhadap sejarah panjangnya dalam dunia pendidikan pertanian.

Terkini

ASUS Vivobook Pro 16X OLED N7601, Laptop Kreator Andal 2024

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:30 WIB

Huawei MatePad 11, Tablet Murah dengan Layar Keren

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:26 WIB

Huawei Rilis Pura 80 Series, Andalkan Kamera Canggih

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:18 WIB

Review Acer Nitro 16, Laptop Gaming 16 Inci Bertenaga

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:13 WIB