Pemerintah Percepat Lelang Proyek Panas Bumi 2025, Siapa Emiten yang Siap Raup Keuntungan

Senin, 16 Juni 2025 | 08:36:22 WIB
Pemerintah Percepat Lelang Proyek Panas Bumi 2025, Siapa Emiten yang Siap Raup Keuntungan

JAKARTA - Pemerintah Indonesia membuka lelang proyek panas bumi tahun ini dengan langkah yang lebih agresif dibandingkan tahun lalu. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat transisi energi nasional menuju Energi Baru Terbarukan (EBT), serta membuka peluang investasi dan ekspansi bagi emiten-emiten di sektor tersebut.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan tambahan kapasitas pembangkit listrik dari panas bumi sebesar 90 MW pada tahun 2025. "Kami optimistis dengan percepatan lelang dan dukungan regulasi yang lebih baik, target ini dapat tercapai," ujar Dadan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin 16 JUNI 2025.

Sebagai informasi, Indonesia memiliki potensi sumber daya panas bumi sekitar 29.000 MW, menjadikannya salah satu negara dengan cadangan panas bumi terbesar di dunia. Namun, hingga saat ini, baru sekitar 2.130 MW yang terpasang. Dengan percepatan lelang proyek, diharapkan pemanfaatan potensi ini dapat meningkat secara signifikan.

Salah satu emiten yang aktif dalam pengembangan energi panas bumi adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). Corporate Secretary PGEO, Kitty Andhora, menyampaikan bahwa perusahaan menargetkan peningkatan kapasitas terpasang dari 672,5 MW menjadi 1.000 MW dalam dua hingga tiga tahun ke depan. "Dengan percepatan pengembangan, Indonesia tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga mencapai kemandirian energi dan memposisikan diri sebagai pemimpin global di EBT," kata Kitty.

Selain PGEO, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga menunjukkan komitmen serius dalam sektor EBT. Emiten milik taipan Prajogo Pangestu ini berencana menambah kapasitas panas bumi hingga 104,6 MW pada tiga tahun ke depan, dengan investasi sebesar US$ 346 juta. "Kami fokus pada pengembangan aset geothermal dan tenaga angin untuk mendukung target bauran energi terbarukan Indonesia," ujar Direktur BREN.

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) juga tidak ketinggalan. Perusahaan ini telah menyelesaikan pembiayaan proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di Tembesi, Batam, dengan kapasitas 46 MWp. Selain itu, TOBA juga telah memulai operasi komersial pembangkit listrik tenaga mini-hidro (PLTM) di Lampung dengan kapasitas 6 MW. "Dengan diversifikasi ke energi terbarukan, kami berharap dapat berkontribusi pada bauran energi bersih Indonesia," kata Presiden Direktur TOBA, Dicky Yordan.

Sementara itu, PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) fokus pada pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan surya. Perusahaan ini mengoperasikan PLTA Cikopo-2 di Jawa Barat (7,4 MW), PLTA Tomasa di Sulawesi Tengah (10 MW), PLTA Yaentu di Sulawesi Tengah (10 MW), dan PLTA Kukusan-2 di Lampung (5,4 MW). ARKO juga memiliki sekitar 20 titik PLTA yang masih dalam tahap pengembangan.

Dengan percepatan lelang proyek panas bumi dan dukungan dari pemerintah, prospek sektor EBT di Indonesia semakin cerah. Emiten-emiten seperti PGEO, BREN, TOBA, dan ARKO diperkirakan akan menjadi pemain utama dalam pengembangan energi terbarukan di Tanah Air.

Investor yang berminat dapat mempertimbangkan saham-saham emiten tersebut sebagai bagian dari portofolio investasi mereka. Namun, seperti halnya investasi lainnya, disarankan untuk melakukan analisis mendalam dan konsultasi dengan penasihat keuangan sebelum mengambil keputusan investasi.

Terkini

ASUS Vivobook Pro 16X OLED N7601, Laptop Kreator Andal 2024

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:30 WIB

Huawei MatePad 11, Tablet Murah dengan Layar Keren

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:26 WIB

Huawei Rilis Pura 80 Series, Andalkan Kamera Canggih

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:18 WIB

Review Acer Nitro 16, Laptop Gaming 16 Inci Bertenaga

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:13 WIB